Beberapa hari lalu sempat dihebohkan penyetian makanan di warung makan di Serang, Banten, milik seorang perempuan berusia lanjut dirazia Satpol PP.Ibu tersebut memohon dan meminta sambil menangis agar dagangannya tidak disita oleh aparat satpol pp.
Kejadian ini mendapat perhatian dari masyarakat, khususnya pengguna media sosial seperti facebook dan twitter,kabarnya tersebar begitu cepat dan membuat orang ingin membantu. Sedangkan kejadian itu sontak mendapat kecaman keras dari masyarakat dan muncul gerakan untuk menyalurkan donasi bagi ibu pemilik warung tersebut.
photo by merdeka.com |
Sumbangan donasi untuk Ibu Eni pun terus berdatangan. Sejak pertama kali dibuka, jumlah uang yang telah terkumpul hingga donasi ditutup pada hari Minggu siang terkumpul berjumlah Rp 265 juta lebih.
"Dengan total sekitar 2.427 total telah terkumpul dan berjumlah Rp 265juta lebih," ujar Dwika Putra, yang melakukan ajakan untuk berdonasi saat memberikan pengumuman di akun Twitter miliknya.
Dwika pun mengumumkan agar tak ada lagi yang donasi yang masuk ke nomor rekening yang sebelumnya telah disebar.karena uang yang telah masuk udah melebihi target
"Harap untuk di sebarkan: periode donasi saat ini telah berakhir. Harap tidak ada lagi yang melakukan transfer ke rekening donasi. Terima kasih," tulis di akun twitternya.
Mengenai soal proses pemberian sumbangan, Dwikan berjanji akan melakukannya secara transparan dan diumumkan ke publik.
"Penyaluran donasi ini akan dilakukan secara se-transparan mungkin. Semua dapat diumumkan dan dipertanggungjawabkan kepada publik dan donatur," cuitnya lagi.
Sementara itu, Ibu Eni mengaku telah mendapatkan sebuah bantuan uang sebesar Rp.10 juta dari Presiden. Uang itu diantarkan melalui dua utusan yang mengaku suruhan presiden.
"Ada bantuan dari bapak presiden tadi orang suruhannya yang disuruh berikan langsung ke sini," kata Eni.
Ibu Eni mengungkapkan, dua suruhan pak jokowi tersebut juga mengatakan presiden berpesan agar uang yang telah diberikan digunakan untuk menyelesaikan utang.
Eni memang berutang untuk berjualan dan meminjam modal ke Bank Keliling sebesar Rp 600.000 usai makanan yang dia jual disita.
"Bisa (jualan) dengan ini pinjam Dari Bank Keliling," kata Eni.
Ketika dagangannya disita Satpol PP, Eni mengaku merugi hingga Rp 600.000. Bahkan semua masakannya kala itu baru semuanya matang.
Menurut Eni, dia baru mengantongi uang Rp 6.000 ketika disita. Namun, itu justru menjadi arti penting bagi dirinya.
Eni mengaku tidak pernah akan menggunakan uang sebesar Rp.6000 hasil dagangan pada saat dirazia Satpol PP. Uang tersebut akan diberikan ke anak cucunya agar menjadi cerita kenang-kenangan selama dirinya membuka usaha di Kota Serang,banten.
"Duitnya ini enggak saya pakai-pakai, maksudnya buat nanti cerita sama anak cucu saya. Cerita saya lagi di Serang, biar anak cucunya mengerti," ujarnya.
Sumber : Merdeka.com
0 Komentar