5 Fakta Menarik Persetubuhan Manusia Purba


Sejak manusia diciptakan, ada kebutuhan biologis yang dimediasi lewat hubungan intim. Tujuannya bukan cuma itu, tapi juga melestarikan keturunan. Kalau orang modern saat ini sudah mampu melakukan hubungan dengan ‘wajar’, kira-kira bagaimana dengan orang-orang yang hidup di zaman dulu? Masa di mana ilmu pengetahuan dan sarana untuk melakukannya masih sangat kurang. Apakah mereka juga mengerti tentang persetubuhan?
Jawabannya, tentu saja mereka mengerti! Banyak yang peninggalan zaman purba yang membuktikan bahwa mereka yang hidup di gua juga ‘mahir begituan’. Peneliti melakukan beberapa metode untuk mengetahui seperti apa kehidupan percintaan orang zaman purba. Dari penelitian itu pula ditemukan budaya dan juga seni yang merujuk pada kehidupan intim para manusia purba. Berikut ini beberapa fakta bagaimana orang jaman dulu bercinta!
Bercinta dengan binatang

Studi menyimpulkan bahwa nenek moyang kita pada zaman dulu juga kerap berhubungan badan dengan binatang. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya gambar pada salah satu gua di Perancis. Gambar tersebut seperti bercerita, bagaimana singa betina menjilati alat vital manusia raksasa atau Vulva.

Sebuah lukisan lain juga ditemukan di Italia, menggambarkan seorang pria yang berhubungan badan dengan keledai betina. Beberapa gambar tersebut bahkan memiliki bagian integral dalam sejarah keluarga.

Menghormati Patung Venus simbol kesuburan
Konon, patung Venus merupakan gambaran Afrodit dan Etruscan deity Turan. Afrodit merupakan dewi cinta, kecantikan dan seksual. Dipercaya bahwa nafsu untuk memiliki Afrodit bisa memecah belah para dewa. Lantas, siapa itu Etruscan deity Turan?

Dia adalah dewi yang juga melambangkan cinta, kesuburan, dan dianggap sebagai pelindung kota Velch. Turan sering digambarkan sebagai dewi bersayap dan juga dianggap ibu dari para wanita di dunia. Orang-orang zaman dulu menyembah patung yang terkesan vulgar ini sebagai berhala kesuburan. Mereka juga tidak mengerti fungsi biologis, sehingga menganggap kehamilan merupakan sesuatu yang ajaib dan harus dihargai.

Memuaskan diri dengan benda buatan
Ribuan tahun lalu, rupanya orang kuno juga sudah paham dengan ‘memuaskan diri’. Buktinya mereka bisa membuat alat pemuas semacam dildo. Benda ukiran yang digunakan untuk bercinta, dipoles begitu halus hingga menyerupai kelamin manusia.

Timothy Taylor, seorang arkeolog mengatakan jika ukuran dan bentuk benda ini sangat mirip dengan aslinya. Benda tersebut ditemukan di Hohle Fels Cave, di bagian barat daya Jerman. Tak seperti di zaman modern, dildo kuno memiliki peran ganda, selain untuk bersenang-senang, benda tersebut juga digunakan untuk hammerstone alias alat bantu yang fungsinya tidak jauh beda dengan palu.

Menjaga populasi zaman dulu
Tidak semua orang purba menghormati kehamilan. Sebagian juga paham apa itu membatasi kesuburan. Yang dilakukan kadang lebih brutal dari aborsi di jaman sekarang. Svend Hansen, seorang sejarawan menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat, tingkat kelahiran yang tinggi tentu tidak diinginkan.

Hal itu karena kehidupan mereka bukanlah untuk nongkrong di gua, makan buah dan bercinta bergiliran saja. Mereka juga melakukan perjalanan melalui pedesaan. Pada umumnya, kelompok mereka terdiri dari 15 sampai 30 orang. Jika ada bayi, maka perjalanan mereka juga lebih berat, dan ada satu mulut lagi yang harus diberi makan. Oleh karena itu, orang zaman dulu kerap berlaku brutal dengan membunuh bayi agar tingkat populasi tetap stabil.

Perkawinan sedarah
Pada tahun 2013, peneliti mengungkapkan bahwa nenek moyang prasejarah kita dulu tentu terlibat perkawinan sedarah. Hal itu tidak bisa dielak lagi setelah para peneliti menemukan bukti. Dengan menggunakan CT scan, mereka melihat beberapa tengkorak orang zaman kuno.

Dari sana, ditemukan bahwa terdapat mutasi genetik yang tidak biasa. Hal itu bisa disebabkan karena perkawinan sedarah. Mutasi tersebut membuat lubang pada mahkota tengkorak, bisa dikatakan mereka cacat.
Mengetahui kehidupan percintaan zaman dulu, mungkin sedikit membuat kita bergidik. Harap dimengerti, saat itu belum ada ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Sebagai generasi beruntung yang lebih berpengetahuan, mestinya sih manusia jaman sekarang lebih beradab dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan biologis tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar